Proyek pembuatan bangunan wajib menggunakan struktur kokoh, misalnya konstruksi baja dan beton. Dari dua pilihan tersebut, masing-masing punya keunggulan yang sebaiknya dipertimbangkan sebaik-baiknya. Lalu, mana yang paling direkomendasikan? Dewasa ini, pemakaian baja sebagai material konstruksi lebih diprioritaskan. Alasannya karena material ini punya banyak kelebihan dengan ongkos produksi yang bisa diminimalisir secara rasional.
Perbandingan Beton dan Baja
Namun alangkah baiknya jika kita terlebih dahulu membandingkan keunggulan antara konstruksi beton dan baja. Nantinya, Anda sendiri yang akan mengambil kesimpulan demi memaksimalkan proyek pembangunan yang akan dijalankan. Nah, berikut merupakan perbandingan dari dua tipe material konstruksi tersebut.
Beton
Material ini memang terbukti tahan pada suhu panas dan risiko pembakaran. Selain itu juga tahan aus alias karat, serta bisa ditempatkan pada rongga-rongga kecil saat menuangkannya dalam proses pembuatan. Pemakaian beton juga bisa dimanfaatkan untuk melapisi beton lama yang retak atau terlewatkan sehingga menimbulkan celah/rongga. Strukturnya yang kokoh dan kuat mampu menopang tekanan berat dan bisa dicetak sesuai desain atau bentuk yang diinginkan.
Sayangnya, material beton cenderung mudah retak karena tak mampu menahan gaya tarik. Jika ingin mengantisipasi risiko tersebut, maka dalam proses pembuatannya harus menggunakan rangka baja. Meskipun lapisannya keras, beton selalu punya kemungkinan menyusut atau mengembang akibat suhu ekstrim. Jadi, proses pengerjaannya pun membutuhkan teknik khusus yang bertujuan mencegah risiko keretakan. Pembuatannya harus benar-benar diawali dengan proses pengamatan yang cermat termasuk struktur tanah yang rawan gempa. Timbulnya pergeseran tanah bisa memicu kerusakan pada kualitas bangunan dari konstruksi beton. Oleh karena itulah, pemakaian konstruksi baja lebih direkomendasikan daripada beton.
Baja
Banyak yang mengakui bahwa konstruksi baja lebih bisa diandalkan dan telah teruji pada bangunan-bangunan modern. Dibandingkan dengan material dari beton, baja lebih lentur dan ringan sehingga akan mempercepat proses pengerjaan. Kalau mau dibandingkan dengan aluminium, jelas lebih kuat material dari baja dan harganya juga lebih murah daripada stainless steel. Material dari baja juga bisa didaur ulang sehingga cukup menghemat biaya produksi.
Pengerjaan konstruksi baja akan dilakukan secara cermat, mulai dari pemilihan komponen pokok hingga prosedur perancangan struktur bangunan. Sejumlah material pokok yang nantinya digunakan untuk membangun struktur bangunan antara lain adalah pelat baja, trekstang, kolom, balok, gording, ikatan angin (bracing), turn buckle, baut, spandek, rangka siku, dan penutup dinding (cladding).
Di jaman sekarang, peran konstruksi baja rata-rata mulai menggeser kayu sebagai material utamanya. Alasannya adalah bahan kayu berkualitas yang mulai sukar didapatkan, dan kalau pun ada harganya sangat tinggi. Kualitasnya juga belum tentu teruji dengan baik setelah diterapkan dalam jangka waktu lama.
Point paling penting dari konstruksi baja dibandingkan beton ialah kemampuan tarikannya yang lebih maksimal. Penjelasannya bisa kita ilustrasikan pada kondisi gempa parah yang menyebabkan bangunan menjadi retak atau miring. Dengan gaya tarikan yang kuat, material baja akan mengalami proses regangan yang cukup lama. Jadi, tidak akan seketika runtuh saat struktur tanah mengalami goncangan yang sangat kencang. Tingkat homogenitas yang tinggi alias meratanya material menyebabkan konstruksi ini lebih diperhitungkan dari segi kekuatan sebagai pondasi bangunan. Untuk menghindari risiko aus atau berkarat pun cukup dengan melapisinya dengan cat. Namun konsekuensi dari pemasangan konstruksi ini ialah proses pemeliharaan atau perawatan yang intensif dan tak boleh mengabaikannya sekecil apa pun.
Spread the Word, like or share this page, your friends will also love it and thanks for it.