DAFTAR
HARGA BENGKEL LAS
PAGAR
|
SPESIFIKASI PAGAR
(bahan besi hollow )
http://1234bp-bengkel-las.blogspot.com/
|
PAGAR
PER , M
|
1
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 495.000
|
2
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 535.000
|
3
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 525.000
|
4
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 555.000
|
5
|
Frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 565.000
|
6
|
frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 595.000
|
===========================KANOPI=============================
KANOPI
|
SPESIFIKASI PAGAR
(bahan besi hollow )
|
KANOPI
PER , m
|
1
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 495.000
|
2
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 535.000
|
3
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 525.000
|
4
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 555.000
|
5
|
Frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 565.000
|
6
|
frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 595.000
|
==========================TEALIS===========================
TRALIS
|
SPESIFIKASI PAGAR
(bahan besi hollow )
|
TRALIS
PER , m
|
1
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 495.000
|
2
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 535.000
|
3
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 525.000
|
4
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 555.000
|
5
|
Frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 565.000
|
6
|
frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 595.000
|
=========================BALKON==========================
BALKON
|
SPESIFIKASI PAGAR
(bahan besi hollow )
|
BALKON
PER ,m
|
1
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 495.000
|
2
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 535.000
|
3
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 525.000
|
4
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 555.000
|
5
|
Frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 565.000
|
6
|
frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 595.000
|
============================TANGGA=========================
TANGGA
|
SPESIFIKASI PAGAR
(bahan besi hollow )
|
TANGGA
PER,m
|
1
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 495.000
|
2
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 535.000
|
3
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 525.000
|
4
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 555.000
|
5
|
Frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 565.000
|
6
|
frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 595.000
|
SPECIALISkonstruksi baja wf / baja h beam
Setelah sebelumya berikutnya dalam berbagai pekerjaan konstruksi
membutuhkan data profil baja untuk dapat mengitung dimensi baja yang
diperlukan dengan harapan mendapatkan struktur yang kuat juga
murah..Untuk keperluan kemudahan dalam merencanakan serta melaksankan
sebuah pekerjaan bangunan struktur baja maka dilakukan sebuah inovasi
dengan menciptakan berbagai macam bentuk baja yang disertai dengan tabel
berat baja berisi ukuran dimensi, berat baja, besarnya momen inersia,
letak titik berat dll yang dapat dilihat pada tabel berat baja,
dengan adanya jenis-jenis baja ini maka dapat dilakukan penentuan jenis
baja yang akan digunakan untuk dijadikan kandidat penggunaan material
baja pada sebuah struktur bangunan nantinya.
Dalam tabel tersebut terdapat:
• Macam-macam profil
• Berat
• Ukuran profil
• Titik berat profil baja
• DLL
Macam – macam bentuk profil baja antara lain:
• Profil siku
• Profil I
• Profil WF
• Profil Pipa
• Profil Canal
• Plat baja
• Profil H beam
• Contoh suatu gambar penampang profil baja beserta ukuran dimensinya:
Berikut ini Tabel baja dalam format microsoft excel Untuk bentuk –
bentuk baja dengan model tertentu yang tidak terdapat dalam tabel baja
dapat dihutung beratnya secara tersendiri dengan menggunakan pedoman
berat baja per m 3 menurut standar nasional indonesia yaitu 7850 kg/ m3
, jika kurang begitu yakin mengenai nilai berat baja per m3 yang sudah
diberikan oleh standar nasional indonesia maka dapat dilakukan
penelitian berat baja sendiri yang urutan penelitianya dapat dilihat
pada artikel tentang penentuan berat baja per m3
Sejarah Struktur Baja
Posted on 25/ 06/ 2008 | Tinggalkan Komentar
I. Sejarah Struktur Baja
Penggunaan logam sebagai bahan struktural diawali dengan besi tuang
untuk bentang lengkungan ( arch) sepanjang 100 ft ( 30 m) yang dibangun
di Inggris pada tahun 1777 – 1779. Dalam kurun waktu 1780 – 1820, .
Dibangun lagi sejumlah jembatan dari besi tuang, kebanyakan berbentuk
lengkungan dengan balok – balok utama dari potongan – potongan besi
tuang indivudual yang membentuk batang – batang atau kerangka ( truss)
konstruksi. Besi tuang juga digunakan sebagai rantai penghubung pada
jembatan – jembatan suspensi sampai sekitar tahun 1840.
Setelah tahun 1840, besi tempa mulai mengganti besi tuang dengan
contoh pertamanya yang penting adalah Brittania Bridge diatas selat
Menai di Wales yang dibangun pada 1846 – 1850. Jembatan ini menggunakan
gelagar – gelagar tubular yang membentang sepanjang 230 – 460 – 460 –
230 ft ( 70 – 140 – 140 – 70 m) dari pelat dan profil siku besi tempa.
Proses canai ( rolling) dari berbagai profil mulai berkembang pada saat
besi tuang dan besi tempa telah semakin banyak digunakan. Batang –
batang mulai dicanai pada skala industrial sekitar tahun 1780.
Perencanaan rel dimulai sekitar 1820 dan diperluas sampai pada bentuk – I
menjelang tahun 1870-an.
Perkembangan proses Bessemer ( 1855) dan pengenalan alur dasar pada
konverter Bessemer ( 1870) serta tungku siemens-martin semakin
memperluas penggunaan produk – produk besi sebagai bahan bangunan. Sejak
tahun 1890, baja telah mengganti kedudukan besi tempa sebagai bahan
bangunan logam yang terutama. Dewasa ini ( 1990-an) , baja telah
memiliki tegangan leleh dari24 000 sampai dengan 100 000 pounds per
square inch, psi ( 165 sampai 690 MPa) , dan telah tersedia untuk
berbagai keperluan struktural.
Berikut ini adalah awal mula ditemukannya Baja.
• Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM
• Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut
selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut
proses peleburan besi mulai diketahui secara luas.
• Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians
dan asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam
kehidupannya.
• Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya.
• Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi.
• Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa.
• Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja
• Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000 M pada
kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.
• 1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.
• 1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa.
II. Material baja
2.1 Jenis – jenis Baja
Dengan baja dimaksudkan suatu bahan dengan keserbasamaan yang besar,
yang terutama terdiri atas ferrum ( Fe) dalam bentuk hablur dan 0, 04 @
1, 6% zat arang ( C) ; zat arang itu didapat dengan jalan membersihkan
bahan pada temperatur yang sangat tinggi, dengan menggunakan proses –
proses yang akan disebut sebagian besar dari besi kasar, yang
dihasilkan oleh dapur – dapur tinggi.
Semua jenis – jenis baja sedikit banyak dapat ditempa dan dapat
disepuh, sedangkan untuk baja lunak pada tegangan yang jauh dibawah
kekuatan tarik atau batas patah TB, yaitu apa yang dinamakan batas
lumer atau tegangan lumer Tv, terjadi suatu keadaan yang aneh, dimana
perubahan bentuk berjalan terus beberapa waktu, dengan tidak
memperbesar beban yang ada.
Sifat – sifat baja bergantung sekali kepada kadar zat arang, semakin
bertambah kadar ini, semakin naik tegangan patah dan regangan menurut
prosen, yang terjadi pada sebuah batang percobaan yang dibebani dengan
tarikan, yaitu regangan patah menjadi lebih kecil.
Persentase yang sangat kecil dari unsur – unsur lainnya, dapat
mempengaruhi sifat – sifat baja dengan kuat sekali, secar baik atau
jelek. Guna membedakannya, jenis – jenis baja diberi nomor yang sesuai
dengan tegangan patah yang dijamin dan yang terendah pada percobaan
tarik yang normal, tetapi untuk setiap jenis baja juga ditentukan suatu
TBmaks.
1.2 Klasifikasi Baja
1. Baja Karbon
Baja Karbon dibagi menjadi empat kategori berdasarkan persentase
karbonnya : Karbon rendah ( kurang dari 0, 15% ) ; Karbon lunak ( 0,
15 – 0, 29% ) ; Karbon sedang ( 0.3 – 0.59% ) ; dan karbon tingi ( 0, 6
– 1, 7% ) . Baja Karbon struktural termasuk dalam kategori karbon
lunak. Baja Karbon struktur menunjukan titik leleh dfinit, peningkatan
perentase karbon akan menigkatkan kekerasannya namun mengurangi
kekenyalannya, sehingga lebih sulit dilas.
2. Baja Perpaduan Rendah Berkekuatan Tinggi
Kategori ini meliputi baja – baja yang memiliki tegangan leleh dari 40 –
70 ksi ( 275 – 480 MPa) , yang menunjukan titik leleh yang jelas,
sama dengan yang terjadi pada baja karbon. Penambahan sejumlah elemen
paduan terhadap baja seperti krom, kolubium, tembaga, mangan,
molibden, nikel, fosfor, vanadium atau zirkonium, akan memperbaiki
sifat – sifat mekanisnya. Bila Karbon mendapatkan kekuatan dengan
penambahan kandungan karbonnya, elemen – elemen paduan menciptakan
tambahan kekuatan lebih dengan mikrostruktur yang halus ketimbang
mikrostruktur yang kasar yang diperoleh selama proses pendinginan baja.
Baja paduan rendah berkkuatan tinggi digunakan dalam kondisi seperti
tempaan atau kondisi normal yakni kondisi dimana tidak digunakan
perlakuan panas.
3. Baja Paduan
Baja paduan rendah dapat didinginkan dan disepuh supaya dapat mencapai
kekuatan leleh sebesar 80 – 110 ksi ( 550 – 760 MPa) . Kekuatan leleh
biasanya didefinisikan sebagai tegangan pada regangan offset 0, 2% ,
karena baja ini tidak menunjukan titik leleh yang jelas. Dengan prosedur
yang tepat baja ini dapat dilas, dan biasanya tidak membutuhkan
tambahan perlakuan panas setelah pengelasan dilakukan. Untuk beberapa
keperluan khusus, kadangkala dibutuhkan pengendoran tegangan. Beberapa
baja karbon, seperti baja tekanan fluida tertentu, dapat didinginkan
dan disepuh supaya dapat memberikan kekuatan leleh sekitar 80 ksi ( 550
MPa) , namun kebanyakan baja dengan kekuatan sedemikian merupakan baja
paduan rendah. Baja paduan rendah ini pada umumnya memiliki karbon
sekitar 0, 2% supaya dapat membatasi kekerasan mikrostruktur btiran
kasar ( martensit) yang mungkin terbentuk selama perlakuan panas atau
pengelasan, sehingga dapat mengurangi bahaya retakan.
Perlakuan panas terdiri dari pendinginan ( pendinginan secara cepat
dengan air atau minyak paling tidk 16500F ( 9000C) sampai sekitar 300 –
4000F) ; kemudian penyepuhan dengan pemanasan kembali sampai paling
tidak sekitar 11500F ( 6200C) dan kemudian dibiarkan mendingin.
Penyepuhan, meskipun mengurangi sedikit kekuatan dan kekerasan dari
bahan yang telah didinginkan, namun dapat meningkatkan kekenyalan dan
keuletan. Pengurangan dalam kekuatan dan kekerasan dengan peningkatan
temperatur sedikit dilawan oleh munculnya pengerasan sekunder yang
terjadi akibat penyerapan kolubium, titanium atau vanadium karbida.
Penyerapan ini dimulai pada temperatur sekitar 9500F ( 5100C) dan
menjadi makin cepat sampai sekitar 12500F ( 6800C) . Penyepuhan pada
atau sekitar 12500F untuk mendapatkan penyerapan maksimum dari karbida
mungkin akan mengakibatkan masuknya elemen tersebut ke dalam zona
transformasi dan hasilnya mikrostruktur menjadi lebih lemah yang mungkin
dapat diperoleh tanpa pendinginan dan penyepuhan.
Secara ringkas, pendinginan menghasilkan martensit, suatu
mikrostruktur getas yang sangat keras dan kuat ; pemanasan kembali akan
sedikit mengurangi kekuatan dan kekerasan, namun akan meningkatkan
keuletan dan kekenyalan.
III. Sifat Baja
v Baja tahan garam ( acid-resisting steel)
v Baja tahan panas ( heat resistant steel)
v Baja tanpa sisik ( non scaling steel)
v Electric steel
v Magnetic steel
v Non magnetic steel
v Baja tahan pakai ( wear resisting steel)
v Baja tahan karat/ korosi
IV Struktur Baja
Struktur dapat dibagi menjadi tiga kategori umum :
a) Struktur rangka ( framed structure) , dimana elemen – elemennya
kemungkinan terdiri dari batang – batang tarik, balok, dan batang –
batang yang mendapatkan beban lentur kombinasi dan beban aksial,
b) Struktur tipe cangkang ( shell type structure) , dimana tegangan aksial lebih dominan,
c) Struktur tipe suspensi ( suspension type structure) , dimana tarikan aksial lebih mendominasi sistem pendukung utamanya.
a) Struktur Rangka
Kebanyakan konstruksi bangnan tipikal termasuk dalam kategori ini.
Bangunan berlantai banyak biasanya terdiri dari balok dan kolom, baik
yang terhubungkan secara rigid atau hanya terhubung sederhana dengan
penopang diagonal untuk menjaga stabilitas. Meskipun suatu bangunan
berlantai banyak bersifat tiga dimensional, namun biasanya bangunan
tersebut didesain sedemikian rupa sehingga lebih kaku pada salah satu
arah ketimbang arah lainnya. Dengan demikian, bangunan tersebut dapat
diperlakukan sebagai serangkaian rangka ( frame) bidang. Meskipun
demikian, bila perangkaan sedemikian rupa sehingga perilaku batang –
batangnya pada salah satu bidang cukup mempengaruhi perilaku pada bidang
lainnya, rangka tersebut harus diperlakukan sebagai rangka ruang tiga
dimensi.
Bangunan – bangunan industrial dan bangunan – bangunan sau lantai
tertentu, seperti gereja, sekolah, dan gelanggang, pada umumnya
menggunakan struktur rangka baik secara keseluruhan maupun hanya
sebagian saja. Khususnya sistem atap yang mungkin terdiri dari
serangkaian kerangka datar, kerangka ruang, sebuah kubah atau mungkin
pula bagian dari suatu rangka datar atau rangka kaku satu lantai dengan
pelana. Jembatan pun kebanyakan merupakan struktur rangka, seperti
balok dan gelagar pelat atau kerangka yang biasanya menerus.
b) Struktur Tipe Cangkang
Dalam tipe struktur ini, selain melayani fungi bangunan, kubah juga
bertindak sebagai penahan beban. Salah satu tipe yang umum dimana
tegangan utamanya berupa tarikan adalah bejana yang digunakan untuk
menyimpan cairan ( baik untuk temperatur tinggi maupun rendah) ,
diantaranya yang paling terkenal adalah tanki air. Bejana penyimpanan,
tanki dan badan kapal merupakan contoh – contoh lainnya. Pada banyak
struktur dengan tipe cangkang, dapat digunakan pula suatu struktur
rangka yang dikombinasikan dengan cangkang.
Pada dinding – dinding dan atap datar, sementara berfungsi bersama
dengan sebuah kerangka kerja, elemen – elemen “ kulit” nya dapat
bersifat tekan. Conto pada badan pesawat terbang. Struktur tipe cangkang
biasanya didesain oleh seorang spesialis.
c) Struktur Tipe Suspensi
Pada struktur dengan tipe suspensi, kabel tarikmerupakan elemen –
elemen utama. Biasanya subsistem dari struktur ini terdiri dari struktur
kerangka, seperti misalnya rangka pengaku pada jembatan gantung.
Karena elemen tarik ini terbukti paling efisien dalam menahan beban,
struktur dengan konsep ini semakin banyak dipergunakan.
Telah dibangun pula banyak struktur khusus dengan berbagai kombinasi
dari tipe rangka, cangkang, dan suspensi. Meskipun demikian, seorang
desainer spesialis dalam tipe struktur cangkang ini pun pada dasarnya
harus juga memahami desain dan perilaku struktur rangka.
V. Desain
a. Desain Struktur
Desain struktur dapat didefinisikan sebagai suatu paduan dari sains dan
seni, yang mengkombinasikan perasaan intuitif seorang insinyur yang
berpengalaman mengenai perilaku struktur dengan pengetahuan yang
mendalam mengenai prinsip – prinsip statika, dinamika, mekanika bahan
dan analisis struktur, untuk menciptakan suatu struktur yang aman dan
ekonomis sehingga dapat berfungsi seperti yang diharapkan.
b. Prinsip – prinsip Desain
Desain merupakan suatu proses untuk mendapatkan penyelesaian yang
optimum. Dalam desain apapun, harus ditentukan sejumlah kriteria untuk
menilai apakah yang optimum tersebut telah tercapai atau belum. Untuk
sebuah struktur, kriteria – kriteria tersebut dpat berupa :
1. Biaya minimum,
2. Berat yang minimum,
3. Waktu konstruksi yang minimum,
4. Jumlah tenaga kerja minimum,
5. Biaya pembuatan produk – produk pemilik yang minimum,
6. Efisiensi pengoperasian yang maksimum bagi pemilik.
Biasanya dilibatkan beberapa kriteria yang masing – masing perlu diberi
bobot nilai. Dengan memperhatikan kriteria yang mungkin seperti diatas,
tampaklah bahwa penentuan kriteria – kriteria yang terukur dengan
jelas pun ( seperti berat dan biaya) untuk mencapai suatu optimum kerap
kali terbukti tidak mudah, bahkan mustahil dilakukan. Dalam kebanyakan
situasi praktis, penilaian hanya dapat dilakukan secara kualitatif.
Apabila suatu kriteria tertentu dapat diwujudkan secara matematis,
untuk memperoleh titik maksimum dan minimum dari fungsi objektif yang
bersangkutan, dapat digunakan teknik – teknik optimasi. namun hendaknya
kita tidak melupakan kriteria subyektif lainnya, walaupun
pengintegrasian dai prinsip – prinsip perilaku dengan desain elemen –
elemen baja struktur hanya berdasarkan kriteria – kriteria objektif yang
sderhana saja, misalnya berat dan biaya.
c. Prosedur Desain
Prosedur desain dapat dianggap terdiri dari dua bagian, desain
fungsional dan deain kerangka kerja struktural. Desain fungsional
menjamin tercapainya hasil – hasil yang dikehendaki seperti :
a. Area kerja yang lapang dan mencukupi,
b. Ventilasi atau pengkondisian udara yang tepat,
c. Fasilitas – fasilitas transfortasi yang memadai, seperti lift,
tangga, dan derek atau alat – alat untuk menangani bahan – bahan,
d. Pencahayaan yang cukup,
e. Estetika.
Desain kerangka kerja struktural berarti pemilihan susunan serta ukuran
elemen – elemen struktur yang tepat, sehingga beban – beban layanan
bekerja dengan aman.
Secara gari besar, prosedur desain secara iteratif dapat digambarkan sebagai berikut :
1) Perencanaan. Penentuan fungsi – fungsi yang akan dilayani oleh
struktur yang bersangkutan. Tentukan kriteria – kriteria untuk mengukur
apakah desain yang dihasilkan telah mencapai optimum.
2) Konfigurasi struktur pendahuluan. Susunan dari elemen – elemen yang akan melayani fungsi – fungsi pada langkah 1
3) Penentuan beban – beban yang harus dipikul.
4) Pemilihan batang pendahuluan. Pemilihan ukuran batang yang memenuhi
kriteria objektif, seperti berat atau biaya minimum dilakukan
berdasarkan keputusan dari langkah 1, 2 dan 3.
5) Analisis. Analisis struktur dengan membuat model beban – beban dan
kerangka kerja struktural untuk mendapatkan gaya – gaya internal dan
defleksi yang dikehendaki.
6) Evaluasi. Apakah semua persyaratan kekuatan dan kemampuan kerja
telah terpenuhi dan apakah hasilnya sudah optimum? Bandingkan dengan
kriteria – kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
7) Redesain. Sebagai hasil dari evaluasi, diperlukan pengulangan
bagian mana saja dai urutan 1 sampai dengan 6. Langkah – langkah
tersebut merupakan suatu proses iteratif. Namun dengan mengingat bahwa
konfigurasi struktur dan pembebanan luar telah ditentukan sebelumnya.
Mengerjakan ;
Railing
Balkon
Kanopi
tralis
Pintu Besi
Pintu Pagar,
Tangga Besi, dll.
Selamat datang di situs BENGKEL LAS . Kami bergerak di bidang pengelasan yang
mencakup berbagai pekerjaan seperti pembuatan pagar, teralis, kanopy, railing,
balckon, tiang air, dll. Kami siap di panggil kapanpun anda membutuhkan kami.
Untuk anda yang masih bingung mencari bengkel las yang bisa mengerjakan
berbagai macam pekerjan yang berhubungan dengan besi, sekarang anda tidak perlu
bingung lagi! Karena anda sudah tepat mengklik situs kami.
Kami hadir di tengah – tengah anda untuk membantu kesulitan anda.
Serahkan pengerjaan besi untuk bangunan Anda pada kami. Kami bersedia datang ke
tempat anda untuk mendiskusikan desain yang anda inginkan. Anda dapat memilih
produk dari ratusan ‘items’ yang tersedia pada katalog kami, atau mendesain
sendiri model unik khusus untuk anda. Dijamin tidak kecewa karena kami adalah
ahlinya
Bengkel
LAS
Adalah Menjadi salah satu bengkel las rekayasa
dan jasa konstruksi terkemuka di jakarta, reputasinya dikenal baik di dalam
maupun di jakarta maupun di luar kota dan mampu bersaing dengan perusahaan
lokal maupun asing.
Memberikan solusi teknis yang terbaik atas
permasalahan yang dihadapi klien dan menciptakan kualitas kerja sesuai
spesifikasi atau melebihi harapan klien / pelanggan.
TERIMAKASIH
Atas Kunjunganya Ke WEB KAMI
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar