INFO........
bengkel las
DAFTAR
HARGA BENGKEL LAS
PAGAR |
SPESIFIKASI PAGAR
(bahan besi hollow )
http://1234bp-bengkel-las.blogspot.com/ |
PAGAR
PER , M
|
1
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 495.000
|
2
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 535.000
|
3
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 525.000
|
4
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 555.000
|
5
|
Frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 565.000
|
6
|
frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 595.000
|
===========================KANOPI=============================
KANOPI |
SPESIFIKASI PAGAR
(bahan besi hollow )
|
KANOPI
PER , m
|
1
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 495.000
|
2
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 535.000
|
3
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 525.000
|
4
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 555.000
|
5
|
Frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 565.000
|
6
|
frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 595.000
|
==========================TEALIS===========================
TRALIS |
SPESIFIKASI PAGAR
(bahan besi hollow )
|
TRALIS
PER , m
|
1
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 495.000
|
2
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 535.000
|
3
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 525.000
|
4
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 555.000
|
5
|
Frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 565.000
|
6
|
frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 595.000
|
=========================BALKON==========================
BALKON |
SPESIFIKASI PAGAR
(bahan besi hollow )
|
BALKON
PER ,m
|
1
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 495.000
|
2
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 535.000
|
3
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 525.000
|
4
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 555.000
|
5
|
Frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 565.000
|
6
|
frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 595.000
|
============================TANGGA=========================
TANGGA |
SPESIFIKASI PAGAR
(bahan besi hollow )
|
TANGGA
PER,m
|
1
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 495.000
|
2
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×2(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 535.000
|
3
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 525.000
|
4
|
Frem hollow 4×4 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 555.000
|
5
|
Frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 10cm
|
Rp. 565.000
|
6
|
frem hollow 4×6 (1,6)
Jari-Jari Hollow 2×4(1,4)
Jarak Jari-Jari 8cm
|
Rp. 595.000
|
SPECIALISkonstruksi baja wf / baja h beam
Setelah
sebelumya berikutnya dalam berbagai pekerjaan konstruksi membutuhkan
data profil baja untuk dapat mengitung dimensi baja yang diperlukan
dengan harapan mendapatkan struktur yang kuat juga murah..Untuk
keperluan kemudahan dalam merencanakan serta melaksankan sebuah
pekerjaan bangunan struktur baja maka dilakukan sebuah inovasi dengan
menciptakan berbagai macam bentuk baja yang disertai dengan tabel berat
baja berisi ukuran dimensi, berat baja, besarnya momen inersia, letak
titik berat dll yang dapat dilihat pada tabel berat baja, dengan adanya
jenis-jenis baja ini maka dapat dilakukan penentuan jenis baja yang akan
digunakan untuk dijadikan kandidat penggunaan material baja pada sebuah
struktur bangunan nantinya.
Dalam tabel tersebut terdapat:
• Macam-macam profil
• Berat
• Ukuran profil
• Titik berat profil baja
• DLL
Macam – macam bentuk profil baja antara lain:
• Profil siku
• Profil I
• Profil WF
• Profil Pipa
• Profil Canal
• Plat baja
• Profil H beam
• Contoh suatu gambar penampang profil baja beserta ukuran dimensinya:
Berikut ini Tabel baja dalam format microsoft excel Untuk bentuk – bentuk baja dengan model tertentu yang tidak terdapat dalam tabel baja dapat dihutung beratnya secara tersendiri dengan menggunakan pedoman berat baja per m 3 menurut standar nasional indonesia yaitu 7850 kg/ m3 , jika kurang begitu yakin mengenai nilai berat baja per m3 yang sudah diberikan oleh standar nasional indonesia maka dapat dilakukan penelitian berat baja sendiri yang urutan penelitianya dapat dilihat pada artikel tentang penentuan berat baja per m3
Sejarah Struktur Baja
Posted on 25/ 06/ 2008 | Tinggalkan Komentar
I. Sejarah Struktur Baja
Penggunaan logam sebagai bahan struktural diawali dengan besi tuang untuk bentang lengkungan ( arch) sepanjang 100 ft ( 30 m) yang dibangun di Inggris pada tahun 1777 – 1779. Dalam kurun waktu 1780 – 1820, . Dibangun lagi sejumlah jembatan dari besi tuang, kebanyakan berbentuk lengkungan dengan balok – balok utama dari potongan – potongan besi tuang indivudual yang membentuk batang – batang atau kerangka ( truss) konstruksi. Besi tuang juga digunakan sebagai rantai penghubung pada jembatan – jembatan suspensi sampai sekitar tahun 1840.
Setelah tahun 1840, besi tempa mulai mengganti besi tuang dengan contoh pertamanya yang penting adalah Brittania Bridge diatas selat Menai di Wales yang dibangun pada 1846 – 1850. Jembatan ini menggunakan gelagar – gelagar tubular yang membentang sepanjang 230 – 460 – 460 – 230 ft ( 70 – 140 – 140 – 70 m) dari pelat dan profil siku besi tempa.
Proses canai ( rolling) dari berbagai profil mulai berkembang pada saat besi tuang dan besi tempa telah semakin banyak digunakan. Batang – batang mulai dicanai pada skala industrial sekitar tahun 1780. Perencanaan rel dimulai sekitar 1820 dan diperluas sampai pada bentuk – I menjelang tahun 1870-an.
Perkembangan proses Bessemer ( 1855) dan pengenalan alur dasar pada konverter Bessemer ( 1870) serta tungku siemens-martin semakin memperluas penggunaan produk – produk besi sebagai bahan bangunan. Sejak tahun 1890, baja telah mengganti kedudukan besi tempa sebagai bahan bangunan logam yang terutama. Dewasa ini ( 1990-an) , baja telah memiliki tegangan leleh dari24 000 sampai dengan 100 000 pounds per square inch, psi ( 165 sampai 690 MPa) , dan telah tersedia untuk berbagai keperluan struktural.
Berikut ini adalah awal mula ditemukannya Baja.
• Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM
• Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut proses peleburan besi mulai diketahui secara luas.
• Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.
• Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya.
• Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi.
• Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa.
• Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja
• Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000 M pada
kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.
• 1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.
• 1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa.
II. Material baja
2.1 Jenis – jenis Baja
Dengan baja dimaksudkan suatu bahan dengan keserbasamaan yang besar, yang terutama terdiri atas ferrum ( Fe) dalam bentuk hablur dan 0, 04 @ 1, 6% zat arang ( C) ; zat arang itu didapat dengan jalan membersihkan bahan pada temperatur yang sangat tinggi, dengan menggunakan proses – proses yang akan disebut sebagian besar dari besi kasar, yang dihasilkan oleh dapur – dapur tinggi.
Semua jenis – jenis baja sedikit banyak dapat ditempa dan dapat disepuh, sedangkan untuk baja lunak pada tegangan yang jauh dibawah kekuatan tarik atau batas patah TB, yaitu apa yang dinamakan batas lumer atau tegangan lumer Tv, terjadi suatu keadaan yang aneh, dimana perubahan bentuk berjalan terus beberapa waktu, dengan tidak memperbesar beban yang ada.
Sifat – sifat baja bergantung sekali kepada kadar zat arang, semakin bertambah kadar ini, semakin naik tegangan patah dan regangan menurut prosen, yang terjadi pada sebuah batang percobaan yang dibebani dengan tarikan, yaitu regangan patah menjadi lebih kecil.
Persentase yang sangat kecil dari unsur – unsur lainnya, dapat mempengaruhi sifat – sifat baja dengan kuat sekali, secar baik atau jelek. Guna membedakannya, jenis – jenis baja diberi nomor yang sesuai dengan tegangan patah yang dijamin dan yang terendah pada percobaan tarik yang normal, tetapi untuk setiap jenis baja juga ditentukan suatu TBmaks.
1.2 Klasifikasi Baja
1. Baja Karbon
Baja Karbon dibagi menjadi empat kategori berdasarkan persentase karbonnya : Karbon rendah ( kurang dari 0, 15% ) ; Karbon lunak ( 0, 15 – 0, 29% ) ; Karbon sedang ( 0.3 – 0.59% ) ; dan karbon tingi ( 0, 6 – 1, 7% ) . Baja Karbon struktural termasuk dalam kategori karbon lunak. Baja Karbon struktur menunjukan titik leleh dfinit, peningkatan perentase karbon akan menigkatkan kekerasannya namun mengurangi kekenyalannya, sehingga lebih sulit dilas.
2. Baja Perpaduan Rendah Berkekuatan Tinggi
Kategori ini meliputi baja – baja yang memiliki tegangan leleh dari 40 – 70 ksi ( 275 – 480 MPa) , yang menunjukan titik leleh yang jelas, sama dengan yang terjadi pada baja karbon. Penambahan sejumlah elemen paduan terhadap baja seperti krom, kolubium, tembaga, mangan, molibden, nikel, fosfor, vanadium atau zirkonium, akan memperbaiki sifat – sifat mekanisnya. Bila Karbon mendapatkan kekuatan dengan penambahan kandungan karbonnya, elemen – elemen paduan menciptakan tambahan kekuatan lebih dengan mikrostruktur yang halus ketimbang mikrostruktur yang kasar yang diperoleh selama proses pendinginan baja. Baja paduan rendah berkkuatan tinggi digunakan dalam kondisi seperti tempaan atau kondisi normal yakni kondisi dimana tidak digunakan perlakuan panas.
3. Baja Paduan
Baja paduan rendah dapat didinginkan dan disepuh supaya dapat mencapai kekuatan leleh sebesar 80 – 110 ksi ( 550 – 760 MPa) . Kekuatan leleh biasanya didefinisikan sebagai tegangan pada regangan offset 0, 2% , karena baja ini tidak menunjukan titik leleh yang jelas. Dengan prosedur yang tepat baja ini dapat dilas, dan biasanya tidak membutuhkan tambahan perlakuan panas setelah pengelasan dilakukan. Untuk beberapa keperluan khusus, kadangkala dibutuhkan pengendoran tegangan. Beberapa baja karbon, seperti baja tekanan fluida tertentu, dapat didinginkan dan disepuh supaya dapat memberikan kekuatan leleh sekitar 80 ksi ( 550 MPa) , namun kebanyakan baja dengan kekuatan sedemikian merupakan baja paduan rendah. Baja paduan rendah ini pada umumnya memiliki karbon sekitar 0, 2% supaya dapat membatasi kekerasan mikrostruktur btiran kasar ( martensit) yang mungkin terbentuk selama perlakuan panas atau pengelasan, sehingga dapat mengurangi bahaya retakan.
Perlakuan panas terdiri dari pendinginan ( pendinginan secara cepat dengan air atau minyak paling tidk 16500F ( 9000C) sampai sekitar 300 – 4000F) ; kemudian penyepuhan dengan pemanasan kembali sampai paling tidak sekitar 11500F ( 6200C) dan kemudian dibiarkan mendingin. Penyepuhan, meskipun mengurangi sedikit kekuatan dan kekerasan dari bahan yang telah didinginkan, namun dapat meningkatkan kekenyalan dan keuletan. Pengurangan dalam kekuatan dan kekerasan dengan peningkatan temperatur sedikit dilawan oleh munculnya pengerasan sekunder yang terjadi akibat penyerapan kolubium, titanium atau vanadium karbida. Penyerapan ini dimulai pada temperatur sekitar 9500F ( 5100C) dan menjadi makin cepat sampai sekitar 12500F ( 6800C) . Penyepuhan pada atau sekitar 12500F untuk mendapatkan penyerapan maksimum dari karbida mungkin akan mengakibatkan masuknya elemen tersebut ke dalam zona transformasi dan hasilnya mikrostruktur menjadi lebih lemah yang mungkin dapat diperoleh tanpa pendinginan dan penyepuhan.
Secara ringkas, pendinginan menghasilkan martensit, suatu mikrostruktur getas yang sangat keras dan kuat ; pemanasan kembali akan sedikit mengurangi kekuatan dan kekerasan, namun akan meningkatkan keuletan dan kekenyalan.
III. Sifat Baja
v Baja tahan garam ( acid-resisting steel)
v Baja tahan panas ( heat resistant steel)
v Baja tanpa sisik ( non scaling steel)
v Electric steel
v Magnetic steel
v Non magnetic steel
v Baja tahan pakai ( wear resisting steel)
v Baja tahan karat/ korosi
IV Struktur Baja
Struktur dapat dibagi menjadi tiga kategori umum :
a) Struktur rangka ( framed structure) , dimana elemen – elemennya kemungkinan terdiri dari batang – batang tarik, balok, dan batang – batang yang mendapatkan beban lentur kombinasi dan beban aksial,
b) Struktur tipe cangkang ( shell type structure) , dimana tegangan aksial lebih dominan,
c) Struktur tipe suspensi ( suspension type structure) , dimana tarikan aksial lebih mendominasi sistem pendukung utamanya.
a) Struktur Rangka
Kebanyakan konstruksi bangnan tipikal termasuk dalam kategori ini. Bangunan berlantai banyak biasanya terdiri dari balok dan kolom, baik yang terhubungkan secara rigid atau hanya terhubung sederhana dengan penopang diagonal untuk menjaga stabilitas. Meskipun suatu bangunan berlantai banyak bersifat tiga dimensional, namun biasanya bangunan tersebut didesain sedemikian rupa sehingga lebih kaku pada salah satu arah ketimbang arah lainnya. Dengan demikian, bangunan tersebut dapat diperlakukan sebagai serangkaian rangka ( frame) bidang. Meskipun demikian, bila perangkaan sedemikian rupa sehingga perilaku batang – batangnya pada salah satu bidang cukup mempengaruhi perilaku pada bidang lainnya, rangka tersebut harus diperlakukan sebagai rangka ruang tiga dimensi.
Bangunan – bangunan industrial dan bangunan – bangunan sau lantai tertentu, seperti gereja, sekolah, dan gelanggang, pada umumnya menggunakan struktur rangka baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian saja. Khususnya sistem atap yang mungkin terdiri dari serangkaian kerangka datar, kerangka ruang, sebuah kubah atau mungkin pula bagian dari suatu rangka datar atau rangka kaku satu lantai dengan pelana. Jembatan pun kebanyakan merupakan struktur rangka, seperti balok dan gelagar pelat atau kerangka yang biasanya menerus.
b) Struktur Tipe Cangkang
Dalam tipe struktur ini, selain melayani fungi bangunan, kubah juga bertindak sebagai penahan beban. Salah satu tipe yang umum dimana tegangan utamanya berupa tarikan adalah bejana yang digunakan untuk menyimpan cairan ( baik untuk temperatur tinggi maupun rendah) , diantaranya yang paling terkenal adalah tanki air. Bejana penyimpanan, tanki dan badan kapal merupakan contoh – contoh lainnya. Pada banyak struktur dengan tipe cangkang, dapat digunakan pula suatu struktur rangka yang dikombinasikan dengan cangkang.
Pada dinding – dinding dan atap datar, sementara berfungsi bersama dengan sebuah kerangka kerja, elemen – elemen “ kulit” nya dapat bersifat tekan. Conto pada badan pesawat terbang. Struktur tipe cangkang biasanya didesain oleh seorang spesialis.
c) Struktur Tipe Suspensi
Pada struktur dengan tipe suspensi, kabel tarikmerupakan elemen – elemen utama. Biasanya subsistem dari struktur ini terdiri dari struktur kerangka, seperti misalnya rangka pengaku pada jembatan gantung. Karena elemen tarik ini terbukti paling efisien dalam menahan beban, struktur dengan konsep ini semakin banyak dipergunakan.
Telah dibangun pula banyak struktur khusus dengan berbagai kombinasi dari tipe rangka, cangkang, dan suspensi. Meskipun demikian, seorang desainer spesialis dalam tipe struktur cangkang ini pun pada dasarnya harus juga memahami desain dan perilaku struktur rangka.
V. Desain
a. Desain Struktur
Desain struktur dapat didefinisikan sebagai suatu paduan dari sains dan seni, yang mengkombinasikan perasaan intuitif seorang insinyur yang berpengalaman mengenai perilaku struktur dengan pengetahuan yang mendalam mengenai prinsip – prinsip statika, dinamika, mekanika bahan dan analisis struktur, untuk menciptakan suatu struktur yang aman dan ekonomis sehingga dapat berfungsi seperti yang diharapkan.
b. Prinsip – prinsip Desain
Desain merupakan suatu proses untuk mendapatkan penyelesaian yang optimum. Dalam desain apapun, harus ditentukan sejumlah kriteria untuk menilai apakah yang optimum tersebut telah tercapai atau belum. Untuk sebuah struktur, kriteria – kriteria tersebut dpat berupa :
1. Biaya minimum,
2. Berat yang minimum,
3. Waktu konstruksi yang minimum,
4. Jumlah tenaga kerja minimum,
5. Biaya pembuatan produk – produk pemilik yang minimum,
6. Efisiensi pengoperasian yang maksimum bagi pemilik.
Biasanya dilibatkan beberapa kriteria yang masing – masing perlu diberi bobot nilai. Dengan memperhatikan kriteria yang mungkin seperti diatas, tampaklah bahwa penentuan kriteria – kriteria yang terukur dengan jelas pun ( seperti berat dan biaya) untuk mencapai suatu optimum kerap kali terbukti tidak mudah, bahkan mustahil dilakukan. Dalam kebanyakan situasi praktis, penilaian hanya dapat dilakukan secara kualitatif.
Apabila suatu kriteria tertentu dapat diwujudkan secara matematis, untuk memperoleh titik maksimum dan minimum dari fungsi objektif yang bersangkutan, dapat digunakan teknik – teknik optimasi. namun hendaknya kita tidak melupakan kriteria subyektif lainnya, walaupun pengintegrasian dai prinsip – prinsip perilaku dengan desain elemen – elemen baja struktur hanya berdasarkan kriteria – kriteria objektif yang sderhana saja, misalnya berat dan biaya.
c. Prosedur Desain
Prosedur desain dapat dianggap terdiri dari dua bagian, desain fungsional dan deain kerangka kerja struktural. Desain fungsional menjamin tercapainya hasil – hasil yang dikehendaki seperti :
a. Area kerja yang lapang dan mencukupi,
b. Ventilasi atau pengkondisian udara yang tepat,
c. Fasilitas – fasilitas transfortasi yang memadai, seperti lift, tangga, dan derek atau alat – alat untuk menangani bahan – bahan,
d. Pencahayaan yang cukup,
e. Estetika.
Desain kerangka kerja struktural berarti pemilihan susunan serta ukuran elemen – elemen struktur yang tepat, sehingga beban – beban layanan bekerja dengan aman.
Secara gari besar, prosedur desain secara iteratif dapat digambarkan sebagai berikut :
1) Perencanaan. Penentuan fungsi – fungsi yang akan dilayani oleh struktur yang bersangkutan. Tentukan kriteria – kriteria untuk mengukur apakah desain yang dihasilkan telah mencapai optimum.
2) Konfigurasi struktur pendahuluan. Susunan dari elemen – elemen yang akan melayani fungsi – fungsi pada langkah 1
3) Penentuan beban – beban yang harus dipikul.
4) Pemilihan batang pendahuluan. Pemilihan ukuran batang yang memenuhi kriteria objektif, seperti berat atau biaya minimum dilakukan berdasarkan keputusan dari langkah 1, 2 dan 3.
5) Analisis. Analisis struktur dengan membuat model beban – beban dan kerangka kerja struktural untuk mendapatkan gaya – gaya internal dan defleksi yang dikehendaki.
6) Evaluasi. Apakah semua persyaratan kekuatan dan kemampuan kerja telah terpenuhi dan apakah hasilnya sudah optimum? Bandingkan dengan kriteria – kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
7) Redesain. Sebagai hasil dari evaluasi, diperlukan pengulangan bagian mana saja dai urutan 1 sampai dengan 6. Langkah – langkah tersebut merupakan suatu proses iteratif. Namun dengan mengingat bahwa konfigurasi struktur dan pembebanan luar telah ditentukan sebelumnya.
Dalam tabel tersebut terdapat:
• Macam-macam profil
• Berat
• Ukuran profil
• Titik berat profil baja
• DLL
Macam – macam bentuk profil baja antara lain:
• Profil siku
• Profil I
• Profil WF
• Profil Pipa
• Profil Canal
• Plat baja
• Profil H beam
• Contoh suatu gambar penampang profil baja beserta ukuran dimensinya:
Berikut ini Tabel baja dalam format microsoft excel Untuk bentuk – bentuk baja dengan model tertentu yang tidak terdapat dalam tabel baja dapat dihutung beratnya secara tersendiri dengan menggunakan pedoman berat baja per m 3 menurut standar nasional indonesia yaitu 7850 kg/ m3 , jika kurang begitu yakin mengenai nilai berat baja per m3 yang sudah diberikan oleh standar nasional indonesia maka dapat dilakukan penelitian berat baja sendiri yang urutan penelitianya dapat dilihat pada artikel tentang penentuan berat baja per m3
Sejarah Struktur Baja
Posted on 25/ 06/ 2008 | Tinggalkan Komentar
I. Sejarah Struktur Baja
Penggunaan logam sebagai bahan struktural diawali dengan besi tuang untuk bentang lengkungan ( arch) sepanjang 100 ft ( 30 m) yang dibangun di Inggris pada tahun 1777 – 1779. Dalam kurun waktu 1780 – 1820, . Dibangun lagi sejumlah jembatan dari besi tuang, kebanyakan berbentuk lengkungan dengan balok – balok utama dari potongan – potongan besi tuang indivudual yang membentuk batang – batang atau kerangka ( truss) konstruksi. Besi tuang juga digunakan sebagai rantai penghubung pada jembatan – jembatan suspensi sampai sekitar tahun 1840.
Setelah tahun 1840, besi tempa mulai mengganti besi tuang dengan contoh pertamanya yang penting adalah Brittania Bridge diatas selat Menai di Wales yang dibangun pada 1846 – 1850. Jembatan ini menggunakan gelagar – gelagar tubular yang membentang sepanjang 230 – 460 – 460 – 230 ft ( 70 – 140 – 140 – 70 m) dari pelat dan profil siku besi tempa.
Proses canai ( rolling) dari berbagai profil mulai berkembang pada saat besi tuang dan besi tempa telah semakin banyak digunakan. Batang – batang mulai dicanai pada skala industrial sekitar tahun 1780. Perencanaan rel dimulai sekitar 1820 dan diperluas sampai pada bentuk – I menjelang tahun 1870-an.
Perkembangan proses Bessemer ( 1855) dan pengenalan alur dasar pada konverter Bessemer ( 1870) serta tungku siemens-martin semakin memperluas penggunaan produk – produk besi sebagai bahan bangunan. Sejak tahun 1890, baja telah mengganti kedudukan besi tempa sebagai bahan bangunan logam yang terutama. Dewasa ini ( 1990-an) , baja telah memiliki tegangan leleh dari24 000 sampai dengan 100 000 pounds per square inch, psi ( 165 sampai 690 MPa) , dan telah tersedia untuk berbagai keperluan struktural.
Berikut ini adalah awal mula ditemukannya Baja.
• Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM
• Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut proses peleburan besi mulai diketahui secara luas.
• Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.
• Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya.
• Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi.
• Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa.
• Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja
• Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000 M pada
kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.
• 1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.
• 1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa.
II. Material baja
2.1 Jenis – jenis Baja
Dengan baja dimaksudkan suatu bahan dengan keserbasamaan yang besar, yang terutama terdiri atas ferrum ( Fe) dalam bentuk hablur dan 0, 04 @ 1, 6% zat arang ( C) ; zat arang itu didapat dengan jalan membersihkan bahan pada temperatur yang sangat tinggi, dengan menggunakan proses – proses yang akan disebut sebagian besar dari besi kasar, yang dihasilkan oleh dapur – dapur tinggi.
Semua jenis – jenis baja sedikit banyak dapat ditempa dan dapat disepuh, sedangkan untuk baja lunak pada tegangan yang jauh dibawah kekuatan tarik atau batas patah TB, yaitu apa yang dinamakan batas lumer atau tegangan lumer Tv, terjadi suatu keadaan yang aneh, dimana perubahan bentuk berjalan terus beberapa waktu, dengan tidak memperbesar beban yang ada.
Sifat – sifat baja bergantung sekali kepada kadar zat arang, semakin bertambah kadar ini, semakin naik tegangan patah dan regangan menurut prosen, yang terjadi pada sebuah batang percobaan yang dibebani dengan tarikan, yaitu regangan patah menjadi lebih kecil.
Persentase yang sangat kecil dari unsur – unsur lainnya, dapat mempengaruhi sifat – sifat baja dengan kuat sekali, secar baik atau jelek. Guna membedakannya, jenis – jenis baja diberi nomor yang sesuai dengan tegangan patah yang dijamin dan yang terendah pada percobaan tarik yang normal, tetapi untuk setiap jenis baja juga ditentukan suatu TBmaks.
1.2 Klasifikasi Baja
1. Baja Karbon
Baja Karbon dibagi menjadi empat kategori berdasarkan persentase karbonnya : Karbon rendah ( kurang dari 0, 15% ) ; Karbon lunak ( 0, 15 – 0, 29% ) ; Karbon sedang ( 0.3 – 0.59% ) ; dan karbon tingi ( 0, 6 – 1, 7% ) . Baja Karbon struktural termasuk dalam kategori karbon lunak. Baja Karbon struktur menunjukan titik leleh dfinit, peningkatan perentase karbon akan menigkatkan kekerasannya namun mengurangi kekenyalannya, sehingga lebih sulit dilas.
2. Baja Perpaduan Rendah Berkekuatan Tinggi
Kategori ini meliputi baja – baja yang memiliki tegangan leleh dari 40 – 70 ksi ( 275 – 480 MPa) , yang menunjukan titik leleh yang jelas, sama dengan yang terjadi pada baja karbon. Penambahan sejumlah elemen paduan terhadap baja seperti krom, kolubium, tembaga, mangan, molibden, nikel, fosfor, vanadium atau zirkonium, akan memperbaiki sifat – sifat mekanisnya. Bila Karbon mendapatkan kekuatan dengan penambahan kandungan karbonnya, elemen – elemen paduan menciptakan tambahan kekuatan lebih dengan mikrostruktur yang halus ketimbang mikrostruktur yang kasar yang diperoleh selama proses pendinginan baja. Baja paduan rendah berkkuatan tinggi digunakan dalam kondisi seperti tempaan atau kondisi normal yakni kondisi dimana tidak digunakan perlakuan panas.
3. Baja Paduan
Baja paduan rendah dapat didinginkan dan disepuh supaya dapat mencapai kekuatan leleh sebesar 80 – 110 ksi ( 550 – 760 MPa) . Kekuatan leleh biasanya didefinisikan sebagai tegangan pada regangan offset 0, 2% , karena baja ini tidak menunjukan titik leleh yang jelas. Dengan prosedur yang tepat baja ini dapat dilas, dan biasanya tidak membutuhkan tambahan perlakuan panas setelah pengelasan dilakukan. Untuk beberapa keperluan khusus, kadangkala dibutuhkan pengendoran tegangan. Beberapa baja karbon, seperti baja tekanan fluida tertentu, dapat didinginkan dan disepuh supaya dapat memberikan kekuatan leleh sekitar 80 ksi ( 550 MPa) , namun kebanyakan baja dengan kekuatan sedemikian merupakan baja paduan rendah. Baja paduan rendah ini pada umumnya memiliki karbon sekitar 0, 2% supaya dapat membatasi kekerasan mikrostruktur btiran kasar ( martensit) yang mungkin terbentuk selama perlakuan panas atau pengelasan, sehingga dapat mengurangi bahaya retakan.
Perlakuan panas terdiri dari pendinginan ( pendinginan secara cepat dengan air atau minyak paling tidk 16500F ( 9000C) sampai sekitar 300 – 4000F) ; kemudian penyepuhan dengan pemanasan kembali sampai paling tidak sekitar 11500F ( 6200C) dan kemudian dibiarkan mendingin. Penyepuhan, meskipun mengurangi sedikit kekuatan dan kekerasan dari bahan yang telah didinginkan, namun dapat meningkatkan kekenyalan dan keuletan. Pengurangan dalam kekuatan dan kekerasan dengan peningkatan temperatur sedikit dilawan oleh munculnya pengerasan sekunder yang terjadi akibat penyerapan kolubium, titanium atau vanadium karbida. Penyerapan ini dimulai pada temperatur sekitar 9500F ( 5100C) dan menjadi makin cepat sampai sekitar 12500F ( 6800C) . Penyepuhan pada atau sekitar 12500F untuk mendapatkan penyerapan maksimum dari karbida mungkin akan mengakibatkan masuknya elemen tersebut ke dalam zona transformasi dan hasilnya mikrostruktur menjadi lebih lemah yang mungkin dapat diperoleh tanpa pendinginan dan penyepuhan.
Secara ringkas, pendinginan menghasilkan martensit, suatu mikrostruktur getas yang sangat keras dan kuat ; pemanasan kembali akan sedikit mengurangi kekuatan dan kekerasan, namun akan meningkatkan keuletan dan kekenyalan.
III. Sifat Baja
v Baja tahan garam ( acid-resisting steel)
v Baja tahan panas ( heat resistant steel)
v Baja tanpa sisik ( non scaling steel)
v Electric steel
v Magnetic steel
v Non magnetic steel
v Baja tahan pakai ( wear resisting steel)
v Baja tahan karat/ korosi
IV Struktur Baja
Struktur dapat dibagi menjadi tiga kategori umum :
a) Struktur rangka ( framed structure) , dimana elemen – elemennya kemungkinan terdiri dari batang – batang tarik, balok, dan batang – batang yang mendapatkan beban lentur kombinasi dan beban aksial,
b) Struktur tipe cangkang ( shell type structure) , dimana tegangan aksial lebih dominan,
c) Struktur tipe suspensi ( suspension type structure) , dimana tarikan aksial lebih mendominasi sistem pendukung utamanya.
a) Struktur Rangka
Kebanyakan konstruksi bangnan tipikal termasuk dalam kategori ini. Bangunan berlantai banyak biasanya terdiri dari balok dan kolom, baik yang terhubungkan secara rigid atau hanya terhubung sederhana dengan penopang diagonal untuk menjaga stabilitas. Meskipun suatu bangunan berlantai banyak bersifat tiga dimensional, namun biasanya bangunan tersebut didesain sedemikian rupa sehingga lebih kaku pada salah satu arah ketimbang arah lainnya. Dengan demikian, bangunan tersebut dapat diperlakukan sebagai serangkaian rangka ( frame) bidang. Meskipun demikian, bila perangkaan sedemikian rupa sehingga perilaku batang – batangnya pada salah satu bidang cukup mempengaruhi perilaku pada bidang lainnya, rangka tersebut harus diperlakukan sebagai rangka ruang tiga dimensi.
Bangunan – bangunan industrial dan bangunan – bangunan sau lantai tertentu, seperti gereja, sekolah, dan gelanggang, pada umumnya menggunakan struktur rangka baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian saja. Khususnya sistem atap yang mungkin terdiri dari serangkaian kerangka datar, kerangka ruang, sebuah kubah atau mungkin pula bagian dari suatu rangka datar atau rangka kaku satu lantai dengan pelana. Jembatan pun kebanyakan merupakan struktur rangka, seperti balok dan gelagar pelat atau kerangka yang biasanya menerus.
b) Struktur Tipe Cangkang
Dalam tipe struktur ini, selain melayani fungi bangunan, kubah juga bertindak sebagai penahan beban. Salah satu tipe yang umum dimana tegangan utamanya berupa tarikan adalah bejana yang digunakan untuk menyimpan cairan ( baik untuk temperatur tinggi maupun rendah) , diantaranya yang paling terkenal adalah tanki air. Bejana penyimpanan, tanki dan badan kapal merupakan contoh – contoh lainnya. Pada banyak struktur dengan tipe cangkang, dapat digunakan pula suatu struktur rangka yang dikombinasikan dengan cangkang.
Pada dinding – dinding dan atap datar, sementara berfungsi bersama dengan sebuah kerangka kerja, elemen – elemen “ kulit” nya dapat bersifat tekan. Conto pada badan pesawat terbang. Struktur tipe cangkang biasanya didesain oleh seorang spesialis.
c) Struktur Tipe Suspensi
Pada struktur dengan tipe suspensi, kabel tarikmerupakan elemen – elemen utama. Biasanya subsistem dari struktur ini terdiri dari struktur kerangka, seperti misalnya rangka pengaku pada jembatan gantung. Karena elemen tarik ini terbukti paling efisien dalam menahan beban, struktur dengan konsep ini semakin banyak dipergunakan.
Telah dibangun pula banyak struktur khusus dengan berbagai kombinasi dari tipe rangka, cangkang, dan suspensi. Meskipun demikian, seorang desainer spesialis dalam tipe struktur cangkang ini pun pada dasarnya harus juga memahami desain dan perilaku struktur rangka.
V. Desain
a. Desain Struktur
Desain struktur dapat didefinisikan sebagai suatu paduan dari sains dan seni, yang mengkombinasikan perasaan intuitif seorang insinyur yang berpengalaman mengenai perilaku struktur dengan pengetahuan yang mendalam mengenai prinsip – prinsip statika, dinamika, mekanika bahan dan analisis struktur, untuk menciptakan suatu struktur yang aman dan ekonomis sehingga dapat berfungsi seperti yang diharapkan.
b. Prinsip – prinsip Desain
Desain merupakan suatu proses untuk mendapatkan penyelesaian yang optimum. Dalam desain apapun, harus ditentukan sejumlah kriteria untuk menilai apakah yang optimum tersebut telah tercapai atau belum. Untuk sebuah struktur, kriteria – kriteria tersebut dpat berupa :
1. Biaya minimum,
2. Berat yang minimum,
3. Waktu konstruksi yang minimum,
4. Jumlah tenaga kerja minimum,
5. Biaya pembuatan produk – produk pemilik yang minimum,
6. Efisiensi pengoperasian yang maksimum bagi pemilik.
Biasanya dilibatkan beberapa kriteria yang masing – masing perlu diberi bobot nilai. Dengan memperhatikan kriteria yang mungkin seperti diatas, tampaklah bahwa penentuan kriteria – kriteria yang terukur dengan jelas pun ( seperti berat dan biaya) untuk mencapai suatu optimum kerap kali terbukti tidak mudah, bahkan mustahil dilakukan. Dalam kebanyakan situasi praktis, penilaian hanya dapat dilakukan secara kualitatif.
Apabila suatu kriteria tertentu dapat diwujudkan secara matematis, untuk memperoleh titik maksimum dan minimum dari fungsi objektif yang bersangkutan, dapat digunakan teknik – teknik optimasi. namun hendaknya kita tidak melupakan kriteria subyektif lainnya, walaupun pengintegrasian dai prinsip – prinsip perilaku dengan desain elemen – elemen baja struktur hanya berdasarkan kriteria – kriteria objektif yang sderhana saja, misalnya berat dan biaya.
c. Prosedur Desain
Prosedur desain dapat dianggap terdiri dari dua bagian, desain fungsional dan deain kerangka kerja struktural. Desain fungsional menjamin tercapainya hasil – hasil yang dikehendaki seperti :
a. Area kerja yang lapang dan mencukupi,
b. Ventilasi atau pengkondisian udara yang tepat,
c. Fasilitas – fasilitas transfortasi yang memadai, seperti lift, tangga, dan derek atau alat – alat untuk menangani bahan – bahan,
d. Pencahayaan yang cukup,
e. Estetika.
Desain kerangka kerja struktural berarti pemilihan susunan serta ukuran elemen – elemen struktur yang tepat, sehingga beban – beban layanan bekerja dengan aman.
Secara gari besar, prosedur desain secara iteratif dapat digambarkan sebagai berikut :
1) Perencanaan. Penentuan fungsi – fungsi yang akan dilayani oleh struktur yang bersangkutan. Tentukan kriteria – kriteria untuk mengukur apakah desain yang dihasilkan telah mencapai optimum.
2) Konfigurasi struktur pendahuluan. Susunan dari elemen – elemen yang akan melayani fungsi – fungsi pada langkah 1
3) Penentuan beban – beban yang harus dipikul.
4) Pemilihan batang pendahuluan. Pemilihan ukuran batang yang memenuhi kriteria objektif, seperti berat atau biaya minimum dilakukan berdasarkan keputusan dari langkah 1, 2 dan 3.
5) Analisis. Analisis struktur dengan membuat model beban – beban dan kerangka kerja struktural untuk mendapatkan gaya – gaya internal dan defleksi yang dikehendaki.
6) Evaluasi. Apakah semua persyaratan kekuatan dan kemampuan kerja telah terpenuhi dan apakah hasilnya sudah optimum? Bandingkan dengan kriteria – kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
7) Redesain. Sebagai hasil dari evaluasi, diperlukan pengulangan bagian mana saja dai urutan 1 sampai dengan 6. Langkah – langkah tersebut merupakan suatu proses iteratif. Namun dengan mengingat bahwa konfigurasi struktur dan pembebanan luar telah ditentukan sebelumnya.
Mengerjakan ;
Railing
Balkon
Kanopi
tralis
Pintu Besi
Pintu Pagar,
Tangga Besi, dll.
Selamat datang di situs BENGKEL LAS . Kami bergerak di bidang pengelasan yang mencakup berbagai pekerjaan seperti pembuatan pagar, teralis, kanopy, railing, balckon, tiang air, dll. Kami siap di panggil kapanpun anda membutuhkan kami. Untuk anda yang masih bingung mencari bengkel las yang bisa mengerjakan berbagai macam pekerjan yang berhubungan dengan besi, sekarang anda tidak perlu bingung lagi! Karena anda sudah tepat mengklik situs kami.
Kami hadir di tengah – tengah anda untuk membantu kesulitan anda.
Serahkan pengerjaan besi untuk bangunan Anda pada kami. Kami bersedia datang ke tempat anda untuk mendiskusikan desain yang anda inginkan. Anda dapat memilih produk dari ratusan ‘items’ yang tersedia pada katalog kami, atau mendesain sendiri model unik khusus untuk anda. Dijamin tidak kecewa karena kami adalah ahlinya
Bengkel LAS
Adalah
Menjadi salah satu bengkel las rekayasa dan jasa konstruksi terkemuka
di jakarta, reputasinya dikenal baik di dalam maupun di jakarta maupun
di luar kota dan mampu bersaing dengan perusahaan lokal maupun asing.
Memberikan
solusi teknis yang terbaik atas permasalahan yang dihadapi klien dan
menciptakan kualitas kerja sesuai spesifikasi atau melebihi harapan
klien / pelanggan.
Harga Kusen Aluminium YKK
Harga Kusen Ukuran 4 inch
|
Harga
|
Harga Kusen Aluminium 4 inch YKK
|
Rp 200.000/m1
|
Harga Kusen Aluminium 3 inch YKK
|
Rp 150.000/m1
|
Harga Jendela YKK ukuran standard 60x120
|
Rp 1.200.000/unit
|
Harga Pintu Spandrell YKK
|
Rp 3.500..000/unit
|
Harga Pintu Kaca Aluminium YKK
|
Rp 3.000.000/unit
|
Harga Kusen Motif Serat Kayu
Harga Kusen Serat Kayu
|
Harga
|
Harga Kusen Aluminium 4 inch serat kayu
|
Rp 200.000/m1
|
Harga Kusen Aluminium 3 inch serat kayu
|
Rp 150.000/m1
|
Harga Jendela serat kayu ukuran standard 60x120
|
Rp 1.200.000/unit
|
Harga Pintu Spandrell serat kayu
|
Rp 3.500..000/unit
|
Harga Pintu Kaca Aluminium serat kayu
|
Rp 3.000.000/unit
|
Harga kusen Aluminium 4 inch warna silver, cokelat, dan putih
Harga
|
Harga Kusen Ukuran 4 inch
|
Rp 110.000/m1
|
Harga Kusen Aluminium 4 inch Alexindo
|
Rp 100.000/m1
|
Harga Kusen Aluminium 4 inch Alcomexindo
|
Rp 95.000/m1
|
Harga Kusen Aluminium 4 inch Alco
|
Rp 95.000/m1
|
Harga Kusen Aluminium 4 inch HP Metal
|
Harga Kusen Ukuran 3 inch
|
Harga
|
Harga Kusen Aluminium 3 inch Alexindo
|
Rp 95.000/m1
|
Harga Kusen Aluminium 3 inch Alcomexindo
|
Rp 90.000/m1
|
Harga Kusen Aluminium 3 inch Alco
|
Rp 85.000/m1
|
Harga Kusen Aluminium 3 inch HP Metal
|
Rp 85.000/m1
|
Harga Pintu Aluminium dan Jendela Kaca
Harga
| |
Harga Pintu Kaca Aluminium Swing ukuran standard
|
Rp 1.850.000/unit
|
Harga Pintu Kaca Aluminium Sliding ukuran standard
|
Rp 1.900.000/unit
|
Harga Pintu Spandrell Aluminium ukuran standard
|
Rp 2.500.000/unit
|
Harga Pintu HPL Aluminium
|
Rp 2.500.000/unit
|
Harga Daun jendela standard 60x120
|
Rp 850.000/unit
|
Harga Daun jendela sliding
|
Rp 900.000/unit
|
Harga Pintu Aluminium Plohing 12 mm Tempered
|
Rp 4.800.000/unit
|
Harga Kaca + Pintu Aluminium terpasang
Kaca Dan Pintu Aluminum
|
Harga
|
Kaca 5 mm Polos
|
Rp 115.000/m2
|
Kaca 6 mm Riben
|
Rp 125.000/m2
|
Kaca 8 mm Tempered
|
Rp 800.000/m2
|
Kaca 10 mm Tempered
|
Rp 900.000/m2
|
Kaca 12 mm Tempered
|
Rp 1.050.000/m2
|
Kaca Cermin 5mm
|
Rp 400.000/m2
|
Kaca 12 mm Polos
|
Rp 850.000/m2
|
Pintu Plohing 12 mm Tempered
|
Rp 4.800.000/unit
|
INFO……
Kusen Aluminium kaca
Kusen Aluminium kaca
Jln , Pondok aren.raya no 1 .Bintaro,tangerang selatan.banten.
Jika anda tertarik ingin merenovasi gedung dengan bidang pekerjaan khusus nya :
1. Kusen aluminium
2. Aneka kaca
3. Pintu Aluminium
4. Jendela Aluminium
5. Partisi Aluminium
6. Partisi Gypsump
7. Partisi Kaca
8. Pintu Geser
9. Curtain wall
10. Panel Composite
11. Dll yg berhubungan dgn aluminium dan Kaca
Dengan memakai beraneka merek bahan dasar sbb :
- Aluminium : merek Supereks, YKK , Aleksindo , Alco , Alcan .
- Kaca : merek Asahi Mass , Mulia
- Panel Composite : menggunakan Aluminium Panel composite merek Alucopan , Alcopla , Seven , Alucobon , Alpolic , Alumatec , dll ,
SPESIALIST : Kusen – pintu – jendela aluminium / Kusen u-pvc / Kusen sintetis / Kusen besi DS / Pintu expanda / pvc folding door / Partisi Kaca / Kasa nyamuk fiber – miniflex / Pintu kaca fitting / Shower screen / Rolling door – grill / Rolling onesheet / Folding gate / Harmonika / Canopy aluminium / Plafon akustik / Aluminium composite panel / Terima Service
Dari gambar diatas kita ketahui Lebar dan Tingginya adalah 301(L) X 260 (T)
Maka kita bisa menghitung dengan rincian sbb :
A. Rincian Perhitungan Kusen Aluminium
Kusen aluminium Tiang = 2.60 m x 4 btg = 10.4 ml (meter lari)
Kusen aluminium Ambang = 3.01 m x 2 btg = 6.02 ml (meter lari)
Kusen aluminium Ambang = 1.055 m x 2 btg = 2.1 ml (meter lari)
Total volume Kusen aluminium = 18.52 ml
B. Rincian Cara Perhitungan Kaca
Kaca dihitung dengan perkalian Tinggi dan Lebar, sbb :
Volume kaca = 3.01 m x 2.6 m2 = 7.083 m2 (meter persegi)
Dari gambar diatas kita ketahui Lebar dan Tingginya adalah 301(L) X 260 (T)
Maka kita bisa menghitung dengan rincian sbb :
A. Rincian Perhitungan Kusen Aluminium
Kusen aluminium Tiang = 2.60 m x 4 btg = 10.4 ml (meter lari)
Kusen aluminium Ambang = 3.01 m x 2 btg = 6.02 ml (meter lari)
Kusen aluminium Ambang = 1.055 m x 2 btg = 2.1 ml (meter lari)
Total volume Kusen aluminium = 18.52 ml
B. Rincian Cara Perhitungan Kaca
Kaca dihitung dengan perkalian Tinggi dan Lebar, sbb :
Volume kaca = 3.01 m x 2.6 m2 = 7.083 m2 (meter persegi)
Jendela Aluminium
Ada dua jenis , yaitu Jendela Geser dan Jendela Swing
Jendela Geser dihitung per buah dengan ukuran standar 120 (T) x 60 (L) , sudah termasuk aksesoris
Jendela Swing alumnium , biasanya sering disebut jendela Cassement
Demikian sekilas tentang cara memperkirkan perhitungan harga peklerjaan Kusen aluminium kaca.
Semoga bermanfaat untuk bapak / Ibu.
Kusen Alumunium
11 Alasan memilih aluminium
1. Persediaan Terjamin
Sebagai salah satu bahan logam hasil fabrikasi, maka persediaan aluminium lebih terjamin dari pada kayu
yang merupakan produk alam.
Selain itu aluminium terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang.
2. Jenisnya Beragam
Aluminium memiliki kekuatan konstruksi besar, bobotnya ringan dan kokoh,
sehingga mudah disesuaikan sesuai keperluan juga design yang diinginkan.
Dari bahan dasar yang sama bisa dihasilkan produk yang berbeda tergantung pada jenis campurannya.
3. Tidak Murahan
Dalam perkembangannya kini, tidak ada lagi kesan murah yang disandang aluminium akibat bobotnya yang ringan
dan suara berisik yang digunakan. Dengan memilih ketebalan yang sesuai,
bobot sebuah pintu aluminium tidak kalah dengan bobot pintu kayu.
4. Muai – Susut Stabil
Aluminium memberikan kestabilan, respon dan pengendalian yang lebih baik terhadap cuaca.
Karakter inilah yang membedakan dengan jenis logam lain.
5. Standar Kualitas Jelas
Pengecekan kualitas aluminium dapat dilakukan dengan pengecekan fisik dan keindahan tampilan.
Pengecekan fisik meliputi ketebalan dan kekerasan
6 Motif Merekat Kuat
Pemberian motif yang beragam menambah tampilan atistik dan variatif.
Kecanggihan metode powder coating menambah kekokohan aluminium karena perekatannya yang kuat.
7. Bebas Rayap, Lapuk & Jamur
Rayap senang pada tempat lembab.
Dengan memakai aluminium anda bebas menggunakan bahan ini dibagian bangunan
manapun termasuk kamar mandi.
8. Pesan & Pasang Praktis
Kusen dan Pintu aluminium dijual dalam ukuran standar atau ukuran tertentu.
Dengan motif dan warna variatif aluminium dapat dipesan sesuai selera.
9. Perbaikan Mudah
Jika terjadi kerusakan pada salah satu bagian, dapat diganti hanya pada bagian yang rusak saja.
10 Harga Relatif Murah
Harga reatif murah karena tidak memerlukan finishing seperti pada kayu.
Ditambah biaya perawatan yang ringan karena cukup dirawat seperlunya saja.
Rajin mengelapnya dengan lap kering akan menjaganya tetap cemerlang.
11. Simpel & Modern
Tampilan aluminium yang simpel dan bersih jika dipadukan dengan kaca sangat pas diaplikasikan pada bangunan modern.
Untuk tampil natural pun bisa dengan memilih motif kayu.
Belakangan kusen berbahan alumunium menjadi pilihan .
Selain bebas rayap dan penyusutan , juga tersedia beragam warna .
Rumah dengan kusen dari kayu sudah jamak , alias tidak asing lagi .
Terlebih di indonesia yang memang surga segaka macam jenis kayu indah dan bermutu.
Tinggal pilih , mau pakai jenis kayu apa , semua tersedia .
Sayangnya , meskipun dari segi fungsi dan estetika kusen dari kayu tidak usah diragukan lagi ,
ada dua musuh utama kusen-kusen kayu tersebut .
Pertama rayap , Kedua warna yang semakin kusam .
Belum lagi musuh lain berupa penyusutan akibat perubahan cuaca dan panas-hujan-panas , berkali-kali .
Memanfaatkan kusen yang terbuat dari alumunium adalah salahsatu cara kita terbebas dari masalah tersebut diatas .
Selain tahan lama , alumunium juga tidak menyusut dan tidak dimakan rayap .
Tak hanya kusen pintu dan jendela , bahan alumunium juga bisa dipakai untuk daun pintu dan foldingdoor ( pintu lipat ) .
Ada yang sudah jadi dan adapula yang dapat dibuat sesuai pesanan .
Desain pintu bisa satu daun atau dua pintu ( double swing ) , dengan bentuk daun panel utuh atau sudah dilengkapi daun kaca .
Sebagai masyarakat yang terbiasa menggunakan kayu sebagai kusen ,
unsur warna silver kerap membuat orang enggan mengganti kusen kayunya dengan kusen alumunium .
Padahal , dengan kusen alumunium pun tetap bisa tampil gaya dengan berbagai pilihan warna .
Tersedia 3 warna pilihan dasar : silver , hitam dan coklat ,
dan dengan powder coating tersedia pula warna sesuai keinginan dan dapat disesuaikan dengan suasana ruangan anda
dan adapula warna motif serat kayu .
Satu hal yang membuat warna alumunium tak mudah luntur meskipun terkena perubahan cuaca adalah karna powder coating .
Untuk warna serat kayu dilakukan proses pelapisan dua kali karena lebih bebas perawatan.
Kelebihan lain dari alumunium adalah free maintenance ( bebas perawatan ) ,
kalau kotor cukup dibersihkan atau dilap dengan menggunakan kain basah .
Bahanya logam dan anti karat .
Untuk pemasangan memakan waktu yang relatif cepat ( kira-kira 2-3hari )
karena ketersedian material alumunium dan mudah pemasangannya .
Bagaimana soal harga ?
soal harga memang sering menjadi pertimbangan , dalam hal ini biasanya alumunium mendapat asumsi lebih mahal .
Tetapi jika dibandingkan dengan teliti dan bijak , maka akan terlihat bahwa alumunium akan jauh lebih murah .
Kenapa alumunium ?
Bahan alumunium tidak merusak hutan .
Kusen alumunium bisa disesuaikan warnanya , bahkan dapat terlihat sangat mirip dengan kayu .
Alumunium bisa bertahan lama dan low maintenance ( kalau ada noda , mudah dibersihkan ) .
Sesuai dengan kemajuan jaman , konon kusen alumunium lebih prestise daripada kusen kayu .
Kami siap datang ke lokasi….
Tanpa Biaya….
Untuk Survey, Berkonsultasi dan Silahturahmi…..
Kami Utamakan Pelayanan dan Mutu……
Harga bisa negosiasi……
Sesuai dengan Kebutuhan, Volume serta Kwalitas yang diinginkan….
Salam Sukses
Dengan Hormat.
Bersama dengan ini kami memberikan penawaran pemasangan kusen alumunium, kaca, pintu sleding, pintu expanda, pintu swing, jendela casman, partisi dll.
adapun perinciannya sebagai berikut:
toko aluminium kaca
JUAL POLLINGGET
Jika anda tertarik ingin merenovasi gedung dengan bidang pekerjaan khusus nya :
1. Kusen aluminium
2. Aneka kaca
3. Pintu Aluminium
4. Jendela Aluminium
5. Partisi Aluminium
6. Partisi Gypsump
7. Partisi Kaca
8. Pintu Geser
9. Curtain wall
10. Panel Composite
11. Dll yg berhubungan dgn aluminium dan Kaca
Dengan memakai beraneka merek bahan dasar sbb :
- Aluminium : merek Supereks, YKK , Aleksindo , Alco , Alcan .
- Kaca : merek Asahi Mass , Mulia
- Panel Composite : menggunakan Aluminium Panel composite merek Alucopan , Alcopla , Seven , Alucobon , Alpolic , Alumatec , dll ,
SPESIALIST : Kusen – pintu – jendela aluminium / Kusen u-pvc / Kusen sintetis / Kusen besi DS / Pintu expanda / pvc folding door / Partisi Kaca / Kasa nyamuk fiber – miniflex / Pintu kaca fitting / Shower screen / Rolling door – grill / Rolling onesheet / Folding gate / Harmonika / Canopy aluminium / Plafon akustik / Aluminium composite panel / Terima Service
Dari gambar diatas kita ketahui Lebar dan Tingginya adalah 301(L) X 260 (T)
Maka kita bisa menghitung dengan rincian sbb :
A. Rincian Perhitungan Kusen Aluminium
Kusen aluminium Tiang = 2.60 m x 4 btg = 10.4 ml (meter lari)
Kusen aluminium Ambang = 3.01 m x 2 btg = 6.02 ml (meter lari)
Kusen aluminium Ambang = 1.055 m x 2 btg = 2.1 ml (meter lari)
Total volume Kusen aluminium = 18.52 ml
B. Rincian Cara Perhitungan Kaca
Kaca dihitung dengan perkalian Tinggi dan Lebar, sbb :
Volume kaca = 3.01 m x 2.6 m2 = 7.083 m2 (meter persegi)
Dari gambar diatas kita ketahui Lebar dan Tingginya adalah 301(L) X 260 (T)
Maka kita bisa menghitung dengan rincian sbb :
A. Rincian Perhitungan Kusen Aluminium
Kusen aluminium Tiang = 2.60 m x 4 btg = 10.4 ml (meter lari)
Kusen aluminium Ambang = 3.01 m x 2 btg = 6.02 ml (meter lari)
Kusen aluminium Ambang = 1.055 m x 2 btg = 2.1 ml (meter lari)
Total volume Kusen aluminium = 18.52 ml
B. Rincian Cara Perhitungan Kaca
Kaca dihitung dengan perkalian Tinggi dan Lebar, sbb :
Volume kaca = 3.01 m x 2.6 m2 = 7.083 m2 (meter persegi)
Jendela Aluminium
Ada dua jenis , yaitu Jendela Geser dan Jendela Swing
Jendela Geser dihitung per buah dengan ukuran standar 120 (T) x 60 (L) , sudah termasuk aksesoris
Jendela Swing alumnium , biasanya sering disebut jendela Cassement
Demikian sekilas tentang cara memperkirkan perhitungan harga peklerjaan Kusen aluminium kaca.
Semoga bermanfaat untuk bapak / Ibu.
Kusen Alumunium
11 Alasan memilih aluminium
1. Persediaan Terjamin
Sebagai salah satu bahan logam hasil fabrikasi, maka persediaan aluminium lebih terjamin dari pada kayu
yang merupakan produk alam.
Selain itu aluminium terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang.
2. Jenisnya Beragam
Aluminium memiliki kekuatan konstruksi besar, bobotnya ringan dan kokoh,
sehingga mudah disesuaikan sesuai keperluan juga design yang diinginkan.
Dari bahan dasar yang sama bisa dihasilkan produk yang berbeda tergantung pada jenis campurannya.
3. Tidak Murahan
Dalam perkembangannya kini, tidak ada lagi kesan murah yang disandang aluminium akibat bobotnya yang ringan
dan suara berisik yang digunakan. Dengan memilih ketebalan yang sesuai,
bobot sebuah pintu aluminium tidak kalah dengan bobot pintu kayu.
4. Muai – Susut Stabil
Aluminium memberikan kestabilan, respon dan pengendalian yang lebih baik terhadap cuaca.
Karakter inilah yang membedakan dengan jenis logam lain.
5. Standar Kualitas Jelas
Pengecekan kualitas aluminium dapat dilakukan dengan pengecekan fisik dan keindahan tampilan.
Pengecekan fisik meliputi ketebalan dan kekerasan
6 Motif Merekat Kuat
Pemberian motif yang beragam menambah tampilan atistik dan variatif.
Kecanggihan metode powder coating menambah kekokohan aluminium karena perekatannya yang kuat.
7. Bebas Rayap, Lapuk & Jamur
Rayap senang pada tempat lembab.
Dengan memakai aluminium anda bebas menggunakan bahan ini dibagian bangunan
manapun termasuk kamar mandi.
8. Pesan & Pasang Praktis
Kusen dan Pintu aluminium dijual dalam ukuran standar atau ukuran tertentu.
Dengan motif dan warna variatif aluminium dapat dipesan sesuai selera.
9. Perbaikan Mudah
Jika terjadi kerusakan pada salah satu bagian, dapat diganti hanya pada bagian yang rusak saja.
10 Harga Relatif Murah
Harga reatif murah karena tidak memerlukan finishing seperti pada kayu.
Ditambah biaya perawatan yang ringan karena cukup dirawat seperlunya saja.
Rajin mengelapnya dengan lap kering akan menjaganya tetap cemerlang.
11. Simpel & Modern
Tampilan aluminium yang simpel dan bersih jika dipadukan dengan kaca sangat pas diaplikasikan pada bangunan modern.
Untuk tampil natural pun bisa dengan memilih motif kayu.
Belakangan kusen berbahan alumunium menjadi pilihan .
Selain bebas rayap dan penyusutan , juga tersedia beragam warna .
Rumah dengan kusen dari kayu sudah jamak , alias tidak asing lagi .
Terlebih di indonesia yang memang surga segaka macam jenis kayu indah dan bermutu.
Tinggal pilih , mau pakai jenis kayu apa , semua tersedia .
Sayangnya , meskipun dari segi fungsi dan estetika kusen dari kayu tidak usah diragukan lagi ,
ada dua musuh utama kusen-kusen kayu tersebut .
Pertama rayap , Kedua warna yang semakin kusam .
Belum lagi musuh lain berupa penyusutan akibat perubahan cuaca dan panas-hujan-panas , berkali-kali .
Memanfaatkan kusen yang terbuat dari alumunium adalah salahsatu cara kita terbebas dari masalah tersebut diatas .
Selain tahan lama , alumunium juga tidak menyusut dan tidak dimakan rayap .
Tak hanya kusen pintu dan jendela , bahan alumunium juga bisa dipakai untuk daun pintu dan foldingdoor ( pintu lipat ) .
Ada yang sudah jadi dan adapula yang dapat dibuat sesuai pesanan .
Desain pintu bisa satu daun atau dua pintu ( double swing ) , dengan bentuk daun panel utuh atau sudah dilengkapi daun kaca .
Sebagai masyarakat yang terbiasa menggunakan kayu sebagai kusen ,
unsur warna silver kerap membuat orang enggan mengganti kusen kayunya dengan kusen alumunium .
Padahal , dengan kusen alumunium pun tetap bisa tampil gaya dengan berbagai pilihan warna .
Tersedia 3 warna pilihan dasar : silver , hitam dan coklat ,
dan dengan powder coating tersedia pula warna sesuai keinginan dan dapat disesuaikan dengan suasana ruangan anda
dan adapula warna motif serat kayu .
Satu hal yang membuat warna alumunium tak mudah luntur meskipun terkena perubahan cuaca adalah karna powder coating .
Untuk warna serat kayu dilakukan proses pelapisan dua kali karena lebih bebas perawatan.
Kelebihan lain dari alumunium adalah free maintenance ( bebas perawatan ) ,
kalau kotor cukup dibersihkan atau dilap dengan menggunakan kain basah .
Bahanya logam dan anti karat .
Untuk pemasangan memakan waktu yang relatif cepat ( kira-kira 2-3hari )
karena ketersedian material alumunium dan mudah pemasangannya .
Bagaimana soal harga ?
soal harga memang sering menjadi pertimbangan , dalam hal ini biasanya alumunium mendapat asumsi lebih mahal .
Tetapi jika dibandingkan dengan teliti dan bijak , maka akan terlihat bahwa alumunium akan jauh lebih murah .
Kenapa alumunium ?
Bahan alumunium tidak merusak hutan .
Kusen alumunium bisa disesuaikan warnanya , bahkan dapat terlihat sangat mirip dengan kayu .
Alumunium bisa bertahan lama dan low maintenance ( kalau ada noda , mudah dibersihkan ) .
Sesuai dengan kemajuan jaman , konon kusen alumunium lebih prestise daripada kusen kayu .
Kami siap datang ke lokasi….
Tanpa Biaya….
Untuk Survey, Berkonsultasi dan Silahturahmi…..
Kami Utamakan Pelayanan dan Mutu……
Harga bisa negosiasi……
Sesuai dengan Kebutuhan, Volume serta Kwalitas yang diinginkan….
Salam Sukses
Dengan Hormat.
Bersama dengan ini kami memberikan penawaran pemasangan kusen alumunium, kaca, pintu sleding, pintu expanda, pintu swing, jendela casman, partisi dll.
adapun perinciannya sebagai berikut:
toko aluminium kaca
JUAL POLLINGGET
======visi=====
=====misi=====
====motto=====
visi
Menjadi
salah satu bengkel las dan jasa konstruksi terkemuka di jakarta,
reputasinya dikenal baik di dalam maupun di luar negeri dan mampu
bersaing dengan perusahaan lokal maupun asing.
Misi
Memberikan
solusi teknis yang terbaik atas permasalahan yang dihadapi klien dan
menciptakan kualitas kerja sesuai spesifikasi atau melebihi harapan
klien / pelanggan
Motto
Lakukan yang terbaik dan puaskan klien/pelanggan.
Terima kasih atas kunjunganya ,,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar